Produkdari penginderaan jauh secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu citra foto dan non foto. Citra foto disebut juga foto udara yang proses perekamanya menggunakan kamera dengan wahana pesawat. Sedangkan citra non foto lebih dikenal dengan citra satelit yang proses perekamannya menggunakan sensor non kamera dengan sistem penyiaman (scaning) yang menggunakan wahana satelit. Perbedaan karakteristik keduanya sebagaimana Tabel 1 di bawah ini.

Hallo Syifa, kakak bantu jawab ya Kelebihan hasil pemotretan foto udara yaitu lebih jelas karena tidak terhalang awan, namun kelemahan foto udara cakupan wilayahnya tidak luas. Sedangkan foto satelit memiliki kelebihan cakupan wilayah pemotretan luas, sedangkan kelemahannya adalah hasil pemotretan tidak maksimal karena tertutup awan. Berikut penjelasannya, dalam merekam citra permukaan bumi dapat digunakan dua jenis citra yaitu citra udara atau foto udara dan citra satelit. Foto udara adalah hasil pemotretan permukaan bumi yang dilakukan dari udara atau ketinggian tertentu. Sedangkan foto satelit adalah hasil pemotretan permukaan bumi yang diambil dari luar angkasa menggunakan wahana satelit. Setiap hasil pemotretan yang diambil baik melalui citra foto ataupun citra satelit memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan penggunaan foto udara 1. Foto yang dihasilkan tidak terhalang awan 2. Memudahkan interpretasi berbagai objek yang ada pada citra tersebut 3. Foto yang ditampilkan lebih detail Kelemahan penggunaan foto udara 1. Cakupan wilayah pemotretan tidak luas 2. Jika area yang dikaji sangat luas maka akan banyak menghasilkan citra udara sehingga memerlukan waktu dalam proses pengolahannya 3. Memerlukan komputer yang memiliki spesifikasi tinggi karena resolusi spasial yang tinggi. 4. Memerlukan biaya yang besar dalam penyewaan wahana dan operator wahana Sedangkan kelebihan foto satelit yaitu 1. Mencakup wilayah yang luas dan menyeluruh 2. Dilakukan secara kontinyu atau berkelanjutan 3. Pembuatan citra dilakukan dengan cepat 4. Tingkat ketelitian hasil pemotretan sangat baik 5. Menghemat biaya, tenaga, dan waktu 6. Dapat menggambarkan daerah rawan bencana alam dan daerah yang memiliki potensi sumber daya alam Kelemahan penggunaan foto satelit 1. Tidak semua data yang terkait dengan objek tertangkap oleh sensor 2. Ketelitian interpretasi citra tergantung dari kejelasan wujud objek 3. Harga wahana yang digunakan sangat mahal dan memerlukan tenaga ahli untuk mengoperasikannya. Jadi, kelebihan hasil pemotretan foto udara yaitu lebih jelas karena tidak terhalang awan, namun kelemahan foto udara cakupan wilayahnya tidak luas. Sedangkan foto satelit memiliki kelebihan cakupan wilayah pemotretan luas, sedangkan kelemahannya adalah hasil pemotretan tidak maksimal karena tertutup awan. Terima kasih Semoga membantu yaa

Denganmemanfaatkan data citra satelit yang sudah terkoreksi dengan baik artinya posisi sesuai dengan yang dilapangan maka kita bisa menggunakan hal tersebut untuk mengkoreksi hasil foto udara (peta drone) kita sehingga hasilnya lebih maksimal. Sebagai contoh identifikasi pada peta, misalnya pojokan jembatan, marka jalan, atau dimana saja
Dalam pengindraan jauh, sensor merekam tenaga yang dipantulkan atau dipancarkan oleh objek di permukaan bumi. Rekaman tersebut kemudian diolah untuk menjadi data pengindraan jauh. Data pengindraan jauh dibagi menjadi dua, yaitu data digital atau data numerik untuk dianalisis dengan menggunakan komputer dan data visual yang dianalisis secara manual. Data visual dibedakan menjadi dua yaitu data citra dan data noncitra. Data citra berupa gambaran yang mirip wujud aslinya atau setidaknya berupa gambaran planimetrik. Data noncitra pada umumnya berupa garis atau grafik. Lingkungan merupakan semua faktor atau hal yang ada di dalam ruang, baik ituberupa benda atau suatu keadaan dimana manusia ada didalam nya lengkap denganberbagai perilakunya dan diantara kesemuanya akan terjadi hubungan timbal balik dansaling mempengaruhi. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yangmempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhlukhidup lain Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412 - 6982 e-ISSN 2443-3977 Volume 1 Nomor 1 Maret 2022 Corespondency address E-mail 1 PEMANFAATAN CITRA DALAM BIDANG LINGKUNGAN Diah Ayu Setyaningrum Universitas Negeri Surabaya Abstract Dalam pengindraan jauh, sensor merekam tenaga yang dipantulkan atau dipancarkan oleh objek di permukaan bumi. Rekaman tersebut kemudian diolah untuk menjadi data pengindraan jauh. Data pengindraan jauh dibagi menjadi dua, yaitu data digital atau data numerik untuk dianalisis dengan menggunakan komputer dan data visual yang dianalisis secara manual. Data visual dibedakan menjadi dua yaitu data citra dan data noncitra. Data citra berupa gambaran yang mirip wujud aslinya atau setidaknya berupa gambaran planimetrik. Data noncitra pada umumnya berupa garis atau grafik. Lingkungan merupakan semua faktor atau hal yang ada di dalam ruang, baik ituberupa benda atau suatu keadaan dimana manusia ada didalam nya lengkap denganberbagai perilakunya dan diantara kesemuanya akan terjadi hubungan timbal balik dansaling mempengaruhi. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yangmempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhlukhidup lain Keywords pengindraan jauh, citra, lingkungan A. PENDAHULUAN 1. Citra Foto Citra Foto adalah gambaran suatu gejala di permukaan bumi sebagai hasil pemotretan dengan menggunakan kamera. Kamera yang dipasang pada wahana seperti balon udara, pesawat, atau layang-layang maka hasil pemotretannya disebut foto udara, sedangkan kamera yang dipasang dengan menggunakan wahana satelit hasil pemotretannya disebut foto satelit. Citra foto dapat dibedakan atas beberapa dasar, yaitu β€’ Spektrum elektromagnetik yang digunakan, β€’ sumbu kamera, β€’ sudut liputan kamera, β€’ jenis kamera, β€’ warna yang digunakan, dan β€’ sistem wahana dan pengindraannya. a. Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi lima jenis yaitu sebagai berikut. 1. Foto ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. 2. Foto ortokromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau 0,4 - 0,56 mikrometer. 2 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME l , NOMOR l, bulan tahun 03-22 3. Foto pankromatik, yaitu foto yang menggunakan seluruh spektrum tampak. 4. Foto infra merah asli, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum infra merah dekat hingga panjang gelombang 0,9-1,2 mikrometer yang dibuat secara khusus. 5. Foto infra merah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan infra merah dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau. b. Posisi sumbu kamera yaitu arah sumbu kamera ke permukaan bumi. 1. Foto vertikal, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi. 2. Foto condong atau foto miring, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini umumnya sebesar 10 derajat atau lebih besar. Tapi bila sudut condongnya masih berkisar antara 1-4 derajat, foto yang dihasikan masih digolongkan sebagai foto vertikal. Foto condong masih dibedakan lagi menjadi o foto sangat condong high oblique photograph, yaitu apabila pada foto tampak cakrawalanya, o foto agak condong low oblique photograph, yaitu apabila cakrawala tidak tergambar pada foto. c. Sudut Liputan Kamera Berdasarkan sudut liputan kamera, citra foto dibedakan menjadi empat jenis. Perhatikan tabel berikut. β€’ Jenis Foto Berdasarkan Sudut Liputan Kamera d. Jenis Kamera Berdasarkan jenis kamera yang digunakan, citra foto dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu citra foto tunggal dan citra foto jamak 1. Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya tergambar oleh satu lembar foto. 2. Foto jamak, yaitu beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama. Foto jamak dapat dibuat dengan tiga cara, yaitu dengan o a multi kamera atau beberapa kamera yang masing-masing Setyaningrum,Manfaat Citra.... 3 diarahkan ke satu sasaran, o b kamera multi lensa atau satu kamera dengan beberapa lensa, o c kamera tunggal berlensa tunggal dengan pengurai warna. Foto jamak dibedakan lebih jauh lagi menjadi β€’ Foto multispektral yaitu beberapa foto daerah sama yang dibuat dengan saluran yang berbeda-beda, atau satu kamera dengan beberapa lensa, masing-masing lensa menggunakan band saluran yang berbeda yaitu biru, hijau, merah, serta infra merah pantulan. β€’ Foto dengan kamera ganda; yaitu dengan menggunakan kamera ganda. Pada setiap pemotretan dihasilkan dua foto yang berbeda. e. Warna yang Digunakan Berdasarkan warna yang digunakan, foto berwarna dapat dibedakan menjadi dua, yaitu 1. Foto berwarna semu false color atau foto infra merah berwarna. Pada foto berwarna semu, warna objek tidak sama dengan warna foto. Misalnya objek seperti vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum infra merah, tampak merah pada foto. 2. Foto warna asli true color, yaitu foto pankromatik berwarna. f. Sistem Wahana Berdasarkan wahana, citra foto dibedakan menjadi dua, yaitu 1. Foto udara yaitu foto yang dibuat dari pesawat/ balon udara. 2. Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dari satelit. 2. Citra Nonfoto Citra nonfoto adalah gambar atau citra tentang suatu objek yang dihasilkan oleh sensor, bukan kamera. Dengan cara scanning, citra nonfoto dibedakan berdasarkan β€’ spektrum elektromagnetik yang digunakan, β€’ sensor yang digunakan, dan β€’ wahana yang digunakan. a. Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan 1. Citra infra merah thermal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum infra merah termal. Pengindraan pada spektrum ini berdasarkan pada beda suhu objek dan daya pancarnya pada citra tecermin dengan beda rona atau beda warnanya. 2. Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan 4 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME l , NOMOR l, bulan tahun 03-22 hasil pengindraan dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedang citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah. b. Sensor yang Digunakan 1. Citra tunggal, yakni citra yang dibuat dengan sensor tunggal. 2. Citra multispektral, yakni citra yang dibuat dengan sensor jamak. Berbeda dengan citra tunggal yang dibuat dengan saluran sempit, citra multispektral salurannya sempit. c. Wahana yang Digunakan 1. Citra dirgantara, adalah citra yang dibuat dengan menggunakan wahana yang beroperasi di udara atau dirgantara. 2. Citra satelit, adalah citra yang menggunakan wahana yang bergerak di ruang angkasa seperti satelit. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan cara membaca literatur dari jurnal-jurnal yang terpercaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu dengan cara mencari bahan bacaan dari sumber-sumber yang terpercaya. Teknik analisis data yang digunakan ialah analisis suatu kajian mengenai citra. C. PEMBAHASAN Citra dan foto-foto yang dihasilkan oleh satelit dan pemotretan udara dapat digunakan untuk melakukan inventarisasi sumber daya alam, memonitor kondisi lingkungan, dan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di permukaan bumi. Perubahan-perubahan oleh gejala alam seperti hasil letusan gunung berapi dan hasil budidaya manusia seperti pembangunan kota-kota baru, pembukaan daerah-daerah pemukiman transmigrasi, dan penebangan hutan. Para pakar dari berbagai disiplin ilmu dapat memanfaatkan foto udara atau citra satelit bagi kajian di bidangnya masing-masing antara lain sbb 1. Di bidang pertanian dan kehutanan, foto satelit Landsat dapat digunakan untuk identifikasi hutan raw, hutan laha rendah, hutan mangrove, inventarisasi alang-alang, daerah pertanian lahan kering, lahan berpindah, dsb. 2. Di bidang geografi, dari kenampakan wilayah sungai, danau, jalan raya, desa, kota dapat digunakan untuk kepentingan peta tematik, dan perencanaan penggunaan tanah. 3. Di bidang geologi, kenampakan kelurusan, patahan, dataran, perbukitan, pegunungan, konndisi fisiografi yang berbeda dapat dilacak dari foto udara dan citra. 4. Di bidang oceanografi, daerah yang terkena tumpahan minyak dilaut dan arah aliran air laut yang mengandung endapan dari sungai Setyaningrum,Manfaat Citra.... 5 dapat pula diidentifikasi melalui foto satelit. 5. Di bidang arkeologi, penentuan situs purbakala bagi kajian arkeologi modern memerukan data satelit dan data pengindraan jauh yang lain. Kegunaan penginderaan jauh antaralain 1. Sebagai alat bantu dalam menyusun teori 2. Sebagai alat untuk menemukan fakta 3. Sabagai alat penelitian 4. Sebagai dasar penjelasan 5. Sebagai penjelasan sebagai alat prediksi dan pengendalian Beberapa bidang disiplin ilmu tersebut menggunakan citra satelit sumber daya. Data satelit sangat beragam tergantung pada jenis satelitnya, misalnya, satelit sumber daya ditujukan untuk memperleh data sumber daya alam. Contoh satelit SDA yang lain adalah 1. Landsat Land recources Satellite diluncurkan dan dimiliki oleh Amerika Serikat. 2. SPOT System Probotaire de Observation de la Terra diluncurkan dan dimiliki oleh Perancis. 3. MOS Marine Observation Stellite diluncurkan dan dimiliki oleh Jepang. 4. Seasat Sea Satellite diluncurkan oleh Amerika Serikat. 5. ERS Earth Recources Satellite diluncurkan dan dimiliki oleh Eropa. 6. Luna diluncurkan dan dimiliki oleh Rusia. D. KESIMPULAN Data pengindraan jauh dibagi menjadi dua, yaitu data digital atau data numerik untuk dianalisis dengan menggunakan komputer dan data visual yang dianalisis secara manual. Data visual dibedakan menjadi dua yaitu data citra dan data noncitra. Data citra berupa gambaran yang mirip wujud aslinya atau setidaknya berupa gambaran planimetrik. Data noncitra pada umumnya berupa garis atau grafik. Lingkungan merupakan semua faktor atau hal yang ada di dalam ruang, baik ituberupa benda atau suatu keadaan dimana manusia ada didalam nya lengkap denganberbagai perilakunya dan diantara kesemuanya akan terjadi hubungan timbal balik dansaling mempengaruhi. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yangmempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pemanfaatan dalam kajian sumber daya bumi dan lingkungan 1 Pemetaan penggunaan lahan. Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah pemetaan lahan yang dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun daya dukungnya. Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil yang baik, tetapi lambat laun hasil yang diperoleh akan menurun sejalan dengan menurunnya potensi dan daya dukung lahan tersebut. Integrasi teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu bentuk yang potensial dalam penyusunan 6 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME l , NOMOR l, bulan tahun 03-22 arahan fungsi penggunaan lahan. Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan penelitian, perencanaan, dan pengembangan wilayah. Contohnya penggunaan lahan untuk usaha pertanian atau budidaya permukiman. 2 Mengumpulkan data kerusakan lingkungan karena berbagai sebab. Data dan teknologi penginderaan jauh tentu saja dapat dimanfaatkan terutama dalam kegiatan pemantauan bencana alam. Melalui data penginderaan jauh dalam hal ini citra Landsat ETM+ dapat untuk mengetahui tutupan vegetasi di daerah hutan atau adanya indikasi penggundulan hutan. Lapisan tanah yang relatif tebal tersebut terutama sekali tersebar pada bagian lereng-lereng bawah, sebagian tertutupi oleh tumbuhan hutan tropis savana warna hijau, sebagian dimanfaatkan penduduk setempat untuk tanaman semusim dan sebagian lagi terutama tampak jelas pada citra satelit Landsat ETM+ spot berwarna merah terang yang mengindikasikan lahan yang telah gundul. 3 Analisis eksploitasi sumber daya alam. Citra inderaja dengan resolusi spasial menengah 30 meter dapat memberikan gambaran mengenai wilayah pertambangan cukup baik. Untuk dapat memperoleh gambaran wilayah pertambangan yang lebih detail, penggunaan citra resolusi tinggi diperlukan. Lingkungan pertambangan secara garis besar tampak pada citra dari perubahan kondisi lingkungan fisik seperti misalnya perubahan bentuk mukabumi landscape, perubahan tutupan vegetasi land cover dan akibat dari penggalian tambang, khususnya galian di permukaan bumi. Wilayah pertambangan yang dikelola dengan baik pada umumnya relatif teratur, efisien dan rapih sebaliknya apabila pengelolaannya kurang baik perusakan permukaan tidak teratur dan acak. Dalam kajian Vulkanologi Data penginderaan jauh untuk kegunungapian dapat memberikan informasi mengenai bentuk dan sebaran produk erupsi seperti endapan piroklastik, aliran dan kubah lava dari bentuknya yang khas. Disamping itu data penginderaan jauh dapat juga memberikan gambaran mengenai komplek vulkanik dan sejarah erupsinya yang tercermin dari perbedaan derajat erosi,gunung api aktif dengan sebaran piroklastik dan aliran lahar. Dalam kajian geologi Bencana alam seperti gempa, gerakan tanah, letusan gunungapi dan banjir merupakan jenis bencana yang berkaitan erat dengan proses dinamika bumi. Gejala geologi tersebut sangat umum terjadi di Indonesia karena letaknya di jalur tektonik aktif di satu pihak dan kondisi klimatologi denga curah hujan tahunan tinggi di lain pihak. Bencana alam geologi yang seringkali mengakibatkan korban jiwa dan materi dalam hal tertentu dapat pula Setyaningrum,Manfaat Citra.... 7 berpengaruh terhadap kegiatan sektor pertambangan. Citra satelit penginderaan jauh dapat memberikan informasi mengenai kerawanan bencana alam tersebut secara regional dengan cepat dengan akurasi cukup baik. Dengan menggabungkan dengan data lain yang berkaitan dengan bencana tersebut, informasi lebih detail akan dapat diperoleh dengan lebih baik DAFTAR PUSTAKA Student Terpelajar. 2021. Pengertian Citra Dalam Geografi. Yusuf. 2021. Relevansi Pengetahuan Masyarakat Tentanglingkungan Dan Etika Lingkungan Denganpartisipasinya Dalam Pelestarian Lingkungan. Geografi. 2017. Pemanfaatan Citra dan Foto Udara. Rosyidah, Emmy Malichatur. 2019. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh Untuk Pembangunan Ruang Terbuka Hijau Di Kabupaten Madiun. Simarmata, Nirmawana dkk. 2019. Analisis Transformasi Indeks Ndvi, Ndwi Dan Savi Untuk Identifikasi Kerapatan Vegetasi Mangrove Menggunakan Citra Sentinel Di Pesisir Timur Provinsi Lampung. 192 Ayuningtyas, Istiqomah dan Artiningsih. 2019. Evaluasi Metode Verifikasi Lokasi Dan Pemutakhiran Profil Permukiman Kumuh Dalam Penyusunan Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan Rp2kpkp. 17 2 Faradiba, Nadia. 2021. Manfaat Citra dalam Bidang Geologi Naaufizams. 2018. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh Dalam Bidang Lingkungan. Lindungi Hutan. 2021. Pengertian dan Manfaat Penginderaan Jauh di Berbagai Bidang. Malik, Adam. 2021. Jenis-jenis Citra. Pratama, Cahya Dicky. 2020. Jenis-Jenis Citra Penginderaan Jauh. Geovolcan. 2021. Jenis-Jenis Citra Satelit. 8 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME l , NOMOR l, bulan tahun 03-22 Adiani, Nabila. 2021. Pengelompokan Jenis-Jenis Citra Foto dalam Penginderaan Jauh. Panehutan. 2020. Jenis- Jenis Citra. Pratama, Cahya Dicky. 2022. Unsur – Unsur Intepretasi Citra. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Citra dan Foto UdaraGeografiGeografi. 2017. Pemanfaatan Citra dan Foto Udara. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh Untuk Pembangunan Ruang Terbuka Hijau Di Kabupaten MadiunEmmy RosyidahMalichaturRosyidah, Emmy Malichatur. 2019. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh Untuk Pembangunan Ruang Terbuka Hijau Di Kabupaten Madiun. n/337257144_PEMANFAATAN_CITR A_PENGINDERAAN_JAUH_UNTUK _PEMBANGUNAN_RUANG_TERBU KA_HIJAU_DI_KABUPATEN_MADI UN Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh Dalam Bidang LingkunganNaaufizamsNaaufizams. 2018. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh Dalam Bidang Lingkungan. Jenis-Jenis Citra Penginderaan JauhCahya PratamaDickyPratama, Cahya Dicky. 2020. Jenis-Jenis Citra Penginderaan Jauh. 20/12/10/163916469/jenis-jenis-citrapenginderaan-jauh?page=all Pengelompokan Jenis-Jenis Citra Foto dalam Penginderaan JauhNabila AdianiAdiani, Nabila. 2021. Pengelompokan Jenis-Jenis Citra Foto dalam Penginderaan Jauh. gelompokan-jenis-jenis-citra-fotodalam-penginderaan-jauh?page=all Unsur -Unsur Intepretasi CitraCahya PratamaDickyPratama, Cahya Dicky. 2022. Unsur -Unsur Intepretasi Citra. 20/11/25/152538369/unsur-unsurinterpretasi-citra?page=all Citrapenginderaan jauh dibedakan menjadi citra foto dan citra nonfoto. Yang termasuk citra nonfoto adalah . (Soal UN 2009) a. ultraviolet, inframerah, dan sistem termal b. sistem termal, sistem satelit, dan sistem radar c. inframerah, sistem termal, dan sistem radar d. ultraviolet, inframerah, dan sistem radar e. sistem satelit, sistem termal, dan inframerah Mapel Geografi, SEORANG PENGGUNA TELAH BERTANYA πŸ‘‡ Jelaskan perbedaan citra foto udara dengan citra satelit INI JAWABAN TERBAIK πŸ‘‡ Inilah perbedaan antara foto udara dan citra satelit. Gambar foto udara Ini adalah cara memotret yang berasal dari suatu daerah dan berasal dari ketinggian tertentu, yaitu di alam atmosfer dengan menggunakan bentuk kamera. Misalnya memotret menggunakan pesawat terbang, helikopter, dan balon udara. Keuntungan menggunakan foto udara adalah Anda dapat membuat gambar yang lebih detail. Citra satelit Ini adalah sesi foto suatu daerah melalui penggunaan satelit di mana operasi yang dilakukan dari luar angkasa akan dilakukan. Jadi dari citra satelit itu sendiri memiliki tingkat resolusi yang tinggi dengan resolusi spasial 50 cm. Maka hasil foto satelit sendiri tidak akan sedetail mungkin dengan foto udara. Belajarlah lagi 1. Materi Penjelasan Perbedaan Citra Udara dan Citra Satelit β€”β€”β€”β€”β€”β€”β€”β€”β€”β€”β€”β€”β€”β€”β€”β€”β€”β€”- Detail tanggapan Kelas 9 Folder IPS Bab Bab 8 – Peta Bentuk dan Pola Bumi Kode Kata kunci Citra, Foto, Satelit
Interpretasifoto udara (IFU), Citra Satelit. Penginderaan jauh ialah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kotak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji (Lillesansd dan Kiefer, 1979 dalam Sutanto, 1992).
Foto udara merupakan hasil pemotretan suatu wilayah dari ketinggian tertentu dalam lingkungan atmosfer menggunakan wahana pesawat atau drone, sedangkan citra satelit adalah pemotretan suatu wilayah di permukaan bumi menggunakan wahana satelit yang dioperasikan dari ruang angkasa. Foto udara memiliki resolusi yang lebih detail apabila dibandingkan dengan resolusi citra satelit. Beberapa kelebihan foto udara diantaranya foto udara menghasilkan gambar atau citra foto yang lebih detail dengan resolusi 15 cm, tidak terkendala awan karena diterbangkan dibawah awan, tetapi foto udara juga memiliki beberapa kekurangan seperti tergantung dari cuaca dan factor angin dalam pengoperasiannya, hasil foto/citra terdiri dari scene-scene kecil yang sangat banyak. Dari segi biaya, foto udara lebih mahal dibandingkan citra satelit karena adanya biaya operasional pesawat, biaya tim ke lapangan dan lain-lain. Citra Satelit penginderaan jauh adalah gambaran kenampakan dipermukaan bumi yang direkam melalui sebuah wahana satelit Penginderaan Jauh. Beberapa keuntungan menggunakan citra satelit adalah citra satelit mampu merekam wilayah yang sulit dijangkau oleh foto udara, citra satelit merupakan teknik tercepat dalam memetakan daerah bencana seperti gempa bumi, banjir, letusan gunung berapi, citra satelit menggambarkan objek yang lengkap dan sesuai kenampakan sebenarnya dan biaya pembelian citra satelit lebih terjangkau apabila dibandingkan dengan foto udara. Hasil foto udara perkebunan sawit ALATDAN BAHAN Alat dan bahan dalam praktikum ini meliputi : 1. Citra satelit Landsat ETM+ saluran 1,2,3,4,5, dan 7 2. Foto Udara Hitam putih skala 1:20.000 3. Foto Udara Inframerah skala 1:20.000 4. Foto Udara digital berwarna skala 1:2.500 5. Software ENVI 4.5 6. Alat tulis (buku, pensil, penggaris, spidol, transparan). IV. LANGKAH KERJA

Last Updated On December 4, 2020 DAPATKAN DATA FOTO UDARA & CITRA SATELIT RESOLUSI SANGAT TINGGI WORLDVIEW-3 BESERTA PENGOLAHAN DAN MAPPING DENGAN HARGA YANG KOMPETITIF DI MAP VISION INDONESIA UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI KAMI PADA NOMOR TELEPON WA/SMS/TELEPON 0878 2292 5861 E-MAIL mapvisionindonesia Citra foto udara merupakan gambaran berbagai objek yang ada di permukaan bumi yang diambil menggunakan sebuah wahana seperti pesawat terbang, helikopter, balon udara, parasut, drone atau UAV, serta berbagai wahana lainnya. Kamera atau sensor terpasang pada wahana yang dapat dipicu dari jarak jauh atau dapat juga secara otomatis. BACA JUGA 1. Apa Saja yang Termasuk Citra Satelit Resolusi Tinggi? Temukan Jawabannya Pada Postingan Ini. 2. Bagaimana Cara Memperoleh Citra Satelit? 3. Belajar Cara Mengolah Citra Penginderaan Jauh 4. Memahami Citra Satelit 5. Siap-Siap!, Bakal Tersedia Citra Satelit dengan Resolusi 15 cm Saat ini sendiri wahana UAV atau drone sedang menjadi primadona di kalangan yang berkecimpung di dunia pemetaan dan juga industri yang membutuhkan data-data objek di permukaan bumi, karena harga wahana yang lebih terjangkau serta teknologinya yang terus berkembang dengan cepat. Jika ingin langsung membaca pada bagian-bagian yang diinginkan, silahkan klik pada bagian sub-judul yang terdapat di Table of Contents Tipe Foto Udara dan AplikasinyaFoto VertikalFoto Miring RendahFoto Miring TinggiKelebihan Citra Foto Udara Untuk PemetaanKelemahan Foto Udara untuk PemetaanPerbandingan Foto Udara dan Citra SatelitKesimpulan Tipe Foto Udara dan Aplikasinya Terdapat tiga tipe citra foto udara berdasarkan kemiringan sumbu kameranya yaitu Foto Vertikal Posisi sumbu kamera berada dalam posisi vertikal dengan area yang dipotret, sehingga area yang ter-cover tidak terlalu luas. Tipe foto vertikal merupakan tipe yang sering digunakan untuk membuat orthophotos, dalam artian foto mempunyai nilai koordinat setelah dilakukan proses koreksi geometrik. Oleh karenanya tipe foto vertikal banyak digunakan oleh orang-orang di bidang pemetaan serta yang membutuhkan peta yang bersumber dari hasil foto udara. Foto Miring Rendah Jika pada tipe foto vertikal, sumbu kamera tegak lurus vertikal dengan objek yang hendak dipotret, maka pada foto miring rendah, sumbu kamera dibuat miring dengan sudut lebih dari 3 derajat. Dengan penempatan sumbu kamera yang miring, area pertemuan antara permukaan bumi dan langit akan terlihat. Contoh Tampilan Foto Udara Miring Rendah Kenampakan Horizon Pada Foto Ini Tidak DitunjukkanSumber Foto Miring Tinggi Sama halnya dengan tipe foto miring rendah, tipe foto miring tinggi memiringkan sumbu kamera, namun dengan sudut kemiringan yang lebih besar, yaitu sekitar 60 derajat. Dengan sudut kemiringan sumbu kamera yang lebih besar, cakupan area akan terpotret lebih luas beserta kenampakan cakrawala yang ikut terekam. Contoh Tampilan Foto Udara Miring Tinggi yang Memperlihatkan CakrawalaSumber Kelebihan Citra Foto Udara Untuk Pemetaan Wahana yang digunakan untuk pengambilan foto udara untuk kepentingan pemetaan seperti contohnya drone, dioperasikan pada ketinggian terbang yang lebih rendah dari posisi awan berada, sehingga foto yang dihasilkan bebas dari awan, yang memudahkan proses interpretasi berbagai objek yang terdapat pada foto udara tersebut. Selain itu, kelebihan dari foto udara yaitu tampilan foto lebih detail dibandingkan dengan wahana lain seperti pesawat terbang dan juga satelit observasi bumi. Saat ini citra satelit dengan resolusi spasial tertinggi yang dijual secara komersial yaitu Citra Satelit WorldView-3, WorldView-4, dan nantinya menyusul Citra Satelit Pleiades Neo serta Citra Satelit WorldView Legion, mempunyai resolusi spasial mencapai 30 cm dalam posisi nadir, sedangkan foto udara yang dipotret oleh drone mempunyai resolusi spasial lebih tinggi lagi yang bervariasi tergantung ketinggian terbang. Kelemahan Foto Udara untuk Pemetaan Foto udara hasil satu kali pemotretan mencakup area yang kecil jika dibandingkan dengan wahana satelit, oleh karena itu jika area order berukuran luas maka akan banyak sekali foto udara yang dihasilkan, sehingga proses penggabungan foto-foto tersebut menjadi satu kesatuan serta proses pengolahan lainnya akan memerlukan waktu yang cukup memakan waktu. Selain itu, dengan resolusi spasial yang tinggi serta jumlah foto yang harus diolah sangatlah banyak, maka diperlukan komputer dengan spesifikasi yang sangat mumpuni untuk mengolahnya. Faktor cuaca juga sangat mempengaruhi pengambilan foto udara pada area order, seperti misalnya tingkat kecepatan angin. Angin yang bertiup kencang akan mempengaruhi tingkat kestabilan wahana berbobot ringan seperti drone, sehingga akan menyebabkan hasil pemotretan menjadi kurang baik. Pengambilan foto udara juga harus dibarengi dengan pengambilan titik kontrol lapangan atau Ground Control Point GCP untuk memperbaiki tingkat akurasi hasil foto udara hasil pemotretan. Hal ini berbeda dengan citra satelit, dimana akurasi lokasi citra satelit khususnya yang mempunyai resolusi spasial sangat tinggi sudah cukup baik, bahkan tanpa penggunaan titik kontrol lapangan sekalipun untuk area yang datar. Dari aspek biaya pun, diperlukan anggaran yang tidak sedikit, mulai dari pembelian wahana atau penyewaan wahana dan pilot serta operatornya jika wahananya pesawat terbang atau helikopter, pengurusan izin untuk melakukan pemotretan di area tersebut, biaya mobilitas dan akomodasi bagi para operator, serta berbagai biaya terduga di lapangan lainnya. Perbandingan Foto Udara dan Citra Satelit Citra satelit merupakan gambaran permukaan bumi hasil perekaman satelit observasi bumi yang berada di luar angkasa dan berjarak ratusan kilometer dari permukaan bumi. Dengan posisinya yang sangat jauh dari permukaan bumi, maka citra satelit yang dihasilkan satelit dengan sensor optis yang pasif memanfaatkan sumber energi dari matahari, tidak dapat β€œmenembus” awan ataupun gangguan lain di atmosfer, sehingga jika pada area perekaman terdapat awan, maka awan tersebut ikut terdapat pada citra satelit hasil perekaman, yang membuat proses interpretasi objek pada area order tidak maksimal. Hal ini tentu saja berbeda dengan foto udara yang tampilannya dapat bebas awan, karena ketinggian terbangnya dapat diatur di bawah ketinggian awan berada. Namun walau terdapat kendala seperti itu, keberadaan awan pada citra satelit dapat diminimalisir atau bahkan dapat dihilangkan sepenuhnya dengan proses pengolahan yang bernama cloud remove. Cloud remove merupakan proses menghilangkan awan beserta dengan bayangannya dengan cara menggantikan awan yang terdapat pada sebuah data citra satelit dengan data citra satelit lain yang bebas awan pada area tersebut. Sebagai ilustrasi dari proses cloud remove ini, dapat dilihat pada animasi di bawah ini Proses Cloud Remove dan Colour Balancing Citra SatelitImage Copyright Maxar Technologies; Courtesy of Map Vision Indonesia Animasi di atas memperlihatkan keberadaan awan pada Citra Satelit WorldView-2 dengan resolusi spasial 50 cm tanggal perekaman 21 Januari 2013. Melalui proses cloud remove serta proses pengolahan lainnya seperti orthorektifikasi, penyamaan warna color balancing, serta penggabungan data citra satelit mosaic, bagian yang tertutup awan dapat hilang karena telah diganti menggunakan data citra satelit lain yang bebas awan pada bagian tersebut, dimana pada contoh di atas menggunakan Citra Satelit QuickBird dengan resolusi spasial 60 cm tanggal perekaman 8 Maret 2010. Sebaiknya data citra satelit yang digunakan sebagai pengganti pada proses cloud remove memiliki resolusi spasial yang tidak jauh berbeda dengan data citra satelit utama, sehingga kenampakan citra satelit hasil cloud remove terlihat mulus menyatu seamless. Selain itu juga, tanggal perekaman citra satelit pengganti tidak terpaut jauh dengan tanggal perekaman citra satelit utama, dan kalaupun tanggal perekamannya cukup berbeda jauh, maka diperlukan pembuatan preview hasil cloud remove yang memberikan informasi area mana saja yang telah dilakukan proses cloud remove, sehingga pemakai data dapat mengetahuinya. Faktor atmosfer lain yang cukup menganggu dalam proses interpretasi data citra satelit yaitu keberadaan haze atau kabut. Keberadaan haze pada data citra satelit juga dapat diminimalisir atau hilang sepenuhnya dengan proses pengolahan, seperti contohnya dapat dilihat berikut ini Data Original Citra Satelit WorldView-2 Terdapat HazeImage Copyright Maxar Technologies; Courtesy of Map Vision Indonesia Data Olahan Citra Satelit WorldView-2 Tanpa Haze Setelah PengolahanImage Copyright Maxar Technologies; Courtesy of Map Vision Indonesia Untuk tingkat kedetailan, citra satelit saat ini kalah dari foto udara. Tingkat resolusi spasial tertinggi dari citra satelit yang dijual secara bebas kepada khalayak umum yaitu Citra Satelit WorldView-3, WorldView-4, dan nantinya Pleiades Neo, serta WorldView Legion, mempunyai resolusi spasial tertinggi 30 cm pada posisi nadir, sedangkan foto udara dapat menghasilkan resolusi spasial lebih tinggi lagi tergantung ketinggian terbang. Namun walau begitu, tingkat akurasi data citra satelit lebih baik bahkan tanpa penyertaan titik kontrol lapangan, terlebih data citra satelit terutamanya yang mempunyai resolusi spasial sangat tinggi sudah dibekali data Rational Polynomial Coefficient RPC yaitu data model 20 titik kontrol yang diberikan oleh pihak vendor. Keberadaan data RPC akan meningkatkan tingkat akurasi data citra satelit setelah dilakukan proses pengolahan orthorektifikasi. Selain itu dari sisi tingkat resolusi spektral, saat ini data citra satelit standarnya memiliki 4 band dalam spektrum elektromagnetik cahaya tampak visible dan juga inframerah dekat near infrared hingga mencapai ratusan band hyperspektral, yang digunakan untuk melakukan analisis lebih lanjut seperti analisis area yang terbakar lebih mudah menggunakan band SWIR, mengetahui tingkat kerapatan vegetasi melalui pengolahan Normalized Difference Vegetation Index NDVI yang menggunakan band inframerah dekat dan band merah, mengetahui estimasi temperatur suatu wilayah menggunakan band thermal, serta berbagai analisis lainnya. Estimasi Temperatur Permukaan Wilayah Kota Bandung Menggunakan Hasil Pengolahan Band Thermal Citra Satelit Landsat 8Courtesy of Map Vision Indonesia Saat ini juga tingkat kecepatan penyediaan data original citra satelit cukup tinggi, berkisar hitungan hari bahkan jam. Jadi jika Anda memesan data original citra satelit hari ini, maka data original bisa tersedia juga hari ini dan paling lambatnya hanya dalam hitungan hari juga, sedangkan untuk foto udara akan membutuhkan waktu lebih lama, karena untuk memotret sebuah area, operatornya perlu juga ke lapangan untuk mengoperasikan wahananya, meminta izin terlebih dahulu untuk melakukan pemotretan di area tersebut, dan juga pemotretan bisa jadi berlangsung lebih lama dari perkiraan karena faktor medan di lapangan serta faktor cuaca yang sangat mempengaruhi. Tingkat ketersediaan data citra satelit pada semua wilayah di Indonesia dan juga dunia cukup berlimpah, dengan banyaknya satelit-satelit observasi bumi komersial yang saat ini mengorbit, ditambah dengan terus meluncurnya satelit-satelit observasi bumi yang baru. Apalagi satelit-satelit yang baru saat ini didesain mempunyai tingkat revisit time kembali ke tempat semula dapat dalam hitungan hari, bahkan ada yang dalam satu hari dapat kembali ke tempat semula. Dari segi biaya secara keseluruhan, pembelian dan pengolahan data original citra satelit lebih terjangkau dibandingkan foto udara, berhubung untuk mendapatkan data citra satelit kita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli wahana, mobilisasi ke lapangan, biaya akomodasi, serta biaya tak terduga lain yang timbul di lapangan. Dari sisi pengolahan standar, waktu yang diperlukan untuk mengolah data citra satelit tidak terlalu menghabiskan waktu yang banyak, berhubung cakupan area yang terekam dalam satu perekaman satelit observasi bumi cukup luas bisa hitungan belasan hingga ratusan kilometer persegi dalam satu pengambilan data, sehingga sebuah area yang luas bisa terdiri dari hanya satu scene data citra satelit, dan oleh karena itu data olahan citra satelit dapat tersaji lebih cepat dan dapat digunakan segera oleh pihak user. Kesimpulan Telah dipaparkan mengenai citra foto udara, kelebihan dan kekurangannya, serta perbandingannya dengan citra satelit beserta keunggulan dan kelemahan citra satelit, dimana dengan informasi tersebut Anda dapat menentukan data yang sesuai dengan kebutuhan, anggaran yang Anda miliki, serta berbagai pertimbangan yang lain. Sumber Utama Aerial Photography. Diakses Tanggal 29 Juni 2020. Types of Aerial Photography and Its Application. Diakses Tanggal 29 Juni 2020. POSTINGAN MENARIK LAINNYA 1. [Tutorial] Membuka File Geodatabase di QGIS versi 2. [Tutorial] Cara Download Peta RBI Gratis 3. [Tutorial] Menampilkan Informasi Cuaca di QGIS 4. [Tutorial] Import Titik-Titik Koordinat di Open Office atau Excel ke QGIS 5. [Tutorial] Stacking Data Citra Satelit Menggunakan QGIS Author Map Vision IndonesiaMap Vision Indonesia merupakan team yang berisikan praktisi di bidang Citra Satelit, Penginderaan Jauh Remote Sensing, Sistem Informasi Geografis SIG, serta Pemetaan pada umumnya. Kami telah berpengalaman khususnya mengerjakan ratusan proyek pengadaan dan pengolahan serta mapping data citra satelit berbagai resolusi dari berbagai vendor sejak tahun 2013.

Fotoudara termasuk hasil penginderaan jauh yang dihasilkan oleh perekaman serentak menggunakan sensor kamera. Foto udara juga sering disebut dengan citra foto atau citra foto udara. Foto udara merupakan jenis citra penginderaan jauh yang pertama muncul, mulai digunakan saat perang untuk mengintai lokasi musuh dan medan perang. Dalam perkembangannya, foto udara kemudian dimanfaatkan untuk keperluan sipil, dengan wahana yang berkembang meliputi pesawat udara, balon udara, hingga gantole. Foto Udara Dan Citra Satelit A. Foto Udara Foto Udara Kota Banda Aceh Skala 1 Foto Udara Jakarta Foto Udara Kelurahan Koang Jaya Foto Udara Tugu Malang B. Citra Satelit Citra Satelit Quickird Kota Semarang 13 Mei 2009 Citra Satelit Kota Surabaya Citra Satelit Kota Padang Citra Satelit Quickbird Kota New York Citra Satelit Lumpur Lapindo Sidoarjo, Jawa Timur Citra Satelit Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta Iklan CitraSatelit Tegak Resolusi Tinggi dan Foto Udara Peta Mudik 2019 SRGI Status Simpul Jaringan 310 Simpul Jaringan * Terakhir kali update 2 jam yang lalu Ina-Geoportal Metadata Data Terbanyak Data Terbaru Kabupaten Bantul Metadata: 1714 Provinsi Sumatera Selatan Metadata: 1189 Kabupaten Ogan Komering Ulu Metadata: 904 Kabupaten Sleman Metadata: 725 PENGENALAN FOTO UDARA DAN CITRA SATELIT A. TUJUAN 1. Mahasiswa mampu membedakan antara foto udara dengan citra Satelit 2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara perolehan foto udara dan citra satelit 3. Mahasiswa dapat membedakan jenis-jenis foto udara 4. Mahasiswa mampu membedakan jenis-jenis citra satelit B. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum meliputi 1. Foto udara hitam putih 2. foto udara berwarna* 3. foto udara inframerah 4. citra satelit landsat* 5. Citra satelit Quickbird* 6. Citra satelit IKONOS* 7. Citra Satelit Aster* 8. Citra satelit SPOT* 9. Citra SRTM Suttle Ringing Tematic Matter* Keterangan * Format manual dan digital C. DASAR TEORI Produk dari penginderaan jauh secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 dua yaitu citra foto dan non foto. Citra foto disebut juga foto udara yang proses perekamanya menggunakan kamera dengan wahana pesawat. Sedangkan citra non foto lebih dikenal dengan citra satelit yang proses perekamannya menggunakan sensor non kamera dengan sistem penyiaman scaning yang menggunakan wahana satelit. Perbedaan karakteristik keduanya sebagaimana Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Perbedaan antara citra foto dan non foto Variabel pembeda Jenis Citra Citra Foto Citra Non Foto Sensor Kamera Non Kamera, mendasarkan atas penyiaman scanning Detektor Film Pita Manetik, termistor, foto konduktif, dsb Proses Perekaman Fotografi/kimiawi Elektronik Mekanisme prekaman Serentak Parsial Spektrum Elektromagnetik Spektrum tampak dan perluasannya Spktral tampak dan perluasannya, termal, dan gelombang mikro WAHANA OBJEK AIR VEGETASI AWAN PERMUKIMAN Berdasarkan tabel tersebut, citra foto proses perekamannya menggunakan sensor kamera, detektor film sekarang digital, proses perekaman kimiawi digital dengan mekanisme perekaman serentak dan spektrum elektromagnetik menggunakan spektrum tampak yang relatif pendek. Citra satelit non foto proses perekaman menggunakan sistem penyiaman scanning, detektornya menggunakan pita magnetik, termistor, foto konduktif, perekaman elektromagnetik, mekanisme perekaman parsial, dan spektrum elektromagnetik spektral tampak dengan perluasan termal, dan gelombang mikro. Adapun contoh data citra foto dan non foto dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini. Download makalah lengkap dibwah ini Berikutini adalah unsur-unsur interpretasi citra fotografi udara dan satelit. Rona dan Warna [ sunting | sunting sumber] Rona ( tone / color tone / grey tone) adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada citra. - Hasil teknologi inderaja dibedakan menjadi dua, yaitu citra foto dan citra non foto. Citra foto merupakan hasil teknologi inderaja yang berupa data visual. Sementara itu, citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan sensor bukan berbeda, baik citra foto maupun non foto menjadi produk yang penting sebagai data informasi penginderaan jauh. Selain dari segi pengertian, citra foto dan non foto juga diidentifikasi berdasarkan jenis-jenisnya, sebagai berikutJenis-Jenis Citra Foto dan Non Foto Citra foto dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu. Berdasarkan spektrum elektromagnetik, terdiri dari foto ultraviolet, foto ortokromatik, foto nonkromatik, foto inframerah asli, dan foto inframerah modifikasi. Berdasarkan sistem wahana yang digunakan, terdiri dari foto udara dan citra satelit atau orbithal. Berdasarkan jumlah dan jenis kamera yang digunakan, terdiri dari foto tunggal dan foto jamak. Berdasarkan sumbu kamera, terdiri dari foto vertikal, foto agak condong,dan foto sangat condong. Berdasarkan warna yang digunakan, terdiri dari foto warna semu false color, dan foto warna asli true color. Citra non foto dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu. Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, terdiri dari citra inframerah termal dan citra gelombang mikro. Berdasarkan sumber sensor yang digunakan, terdiri dari citra tunggal dan citra multispectral. Berdasarkan wahana yang digunakan, terdiri dari citra dirgantara dan citra satelit. Unsur-Unsur Interpretasi Citra Menurut modul "Geografi" terbitan Kemendikbud, berikut unsur-unsur interpretasi citra Rona adalah tingkat kecerahan/kegelapan suatu objek yang terdapat pada citra. Pada objek citra seperti air laut, dapat memantulkan rona gelap, adapun pada objek pasir memantukan rona terang. Warna adalah wujud tampak mata dengan menggunakan spektrum sempit lebih sempit dari spektrum tampak. Misalnya, apabila dijumpai warna cokelat kekuningan pada air menandakan air tersebut keruh. Bentuk adalah variabel kualitatif yang mencerminkan kerangka objek. Bentuk merupakan atribut yang jelas dan khas sehingga banyak objek-objek di permukaan bumi dapat langsung dikenali pada saat interpretasi citra melalui unsur bentuk saja. Ukuran adalah unsur dalam objek yang terdiri dari jarak, luas, volume, ketinggian tempat dan kemiringan lereng. Ukuran dapat menjadi faktor pengenal yang dapat digunakan untuk membedakan objek-objek sejenis yang terdapat pada foto udara. Tekstur identik dengan kasar, sedang, dan halus. Misalnya, pada objek pohon besar memiliki tekstur kasar, perkebunan sedang dan tanah kosong memiliki tekstur halus. Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek di alam semesta, baik manusia, tumbuhan, maupun hewan. Misalnya, pada aliran sungai di daerah pegunungan memiliki pola aliran radial sentrifugal pola aliran sungai yang menyebar meninggalkan pusatnya. Bayangan dapat menyembunyikan detail pada objek yang berada di daerah gelap. Meskipun bayangan membatasi gambaran penuh suatu objek pada foto udara, namun bayangan dapat menjadi kunci penting dalam interpretasi, mengenali objek yang justru kelihatan lebih tampak/jelas dengan melihat bayangannya. Situs adalah tempat kedudukan suatu objek dengan objek lain di sekitarnya. Situs bukan merupakan ciri objek secara langsung tetapi dalam kaitannya dengan lingkungan sekitar. Misalnya pola pemukiman yang memanjang sejajar dengan jalan. Asosias adalah keterkaitan antara objek satu dengan objek lain. Dengan keterkaitan itu, maka terlihatnya suatu objek sering merupakan petunjuk bagi objek lain. Misalnya, pada objek stasiun kereta berasosiasi dengan adanya rel kereta di sekitarnya. Baca juga Penjelasan Pembagian Wilayah dan Perwilayahan dalam Geografi Sistem Penginderaan Jauh Definisi, Komponen, dan Hasil Teknologi Struktur dan Pola Keruangan Kota Karakteristik Serta Ciri-Cirinya - Pendidikan Kontributor Chyntia Dyah RahmadhaniPenulis Chyntia Dyah RahmadhaniEditor Yonada Nancy Untukperbandingan antara citra satelit dan foto udara tentu saja masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya. Foto udara dengan resolusi yang dihasilkannya tentu saja lebih tinggi dibandingkan dengan citra satelit, akan tetapi dari sisi biaya harga foto udara sangat jauh berlipat kali lebih mahal dibanding citra satelit, satuan harga yang ditawarkan untuk foto udara pada umumnya menggunakan satuan hektar. Itu belum termasuk biaya akomodasi dan mobilisasi personil di lapangan.
ο»ΏCitra satelit dan fotografi udara memberikan pandangan tentang Bumi dari atas, dan keduanya digunakan untuk mempelajari geografi, untuk mensurvei area tanah dan bahkan untuk memata-matai pemerintah. Metode membuat gambar berbeda antara kedua teknik, seperti halnya aplikasi gambar seperti itu sebagian besar waktu. Sementara kedua proses dapat menghasilkan gambar digital, gambar satelit memiliki aplikasi ilmiah skala besar yang lebih besar, dan foto udara memiliki aplikasi komersial skala kecil yang lebih besar. Fotografi Udara Fotografi udara adalah produksi gambar foto dari balon, helikopter atau pesawat terbang; ini digunakan terutama untuk pemetaan. Pada tahun 1855, balon udara Prancis Gaspar Felix Tournachon mematenkan proses fotografi udara pertama, meskipun butuh tiga tahun untuk menghasilkan gambar pertama. Eksperimen awal termasuk menggunakan merpati yang dilengkapi dengan kamera otomatis dan menggunakan biplan dalam Perang Dunia I untuk menangkap gambar parit musuh. Foto udara berhasil dikomersialkan oleh Sherman Fairchild untuk survei udara tanah dan kota setelah Perang Dunia I dan telah digunakan dalam aplikasi pemerintah dan sipil sejak saat itu. Istilah "citra satelit" dapat merujuk ke sejumlah jenis gambar yang dikirim secara digital yang diambil oleh satelit buatan yang mengorbit Bumi. Amerika Serikat meluncurkan sistem pencitraan satelit pertama pada tahun 1960 untuk memata-matai Uni Soviet. Sejak itu, selain aplikasi militer, citra satelit telah digunakan untuk pemetaan, pemantauan lingkungan, survei arkeologi, dan prediksi cuaca. Pemerintah, perusahaan besar, dan lembaga pendidikan memanfaatkan gambar-gambar ini sebaik-baiknya. Keuntungan Citra Satelit Citra satelit memiliki sejumlah keunggulan. Ini dapat digunakan untuk melacak sistem cuaca, terutama badai berbahaya seperti badai, dengan akurasi tinggi. Satelit mengelilingi bumi, sehingga aktivitas pencitraan mereka dapat diulang dengan mudah. Ini juga memungkinkan untuk area cakupan yang jauh lebih besar dan, karena semua informasi adalah digital, ia dapat dengan mudah diintegrasikan dengan perangkat lunak. Dalam beberapa kasus, tutupan awan tidak mempengaruhi hasil. Keuntungan Fotografi Udara Fotografi udara masih merupakan pilihan yang lebih baik untuk sebagian besar bisnis dan penggunaan komersial pribadi daripada citra satelit. Fotografi udara lebih murah dan, dalam beberapa kasus, ini lebih mutakhir, karena banyak peta satelit yang tersedia berusia lebih dari satu tahun dan tidak mencerminkan perubahan atau perkembangan terkini. Individu dan perusahaan kecil dapat lebih mudah menyewa fotografer udara dan memiliki lebih banyak input dalam prosesnya. Resolusi dan kejelasan kemungkinan akan lebih tinggi juga, membuat gambar lebih mudah dipahami dan sering menghilangkan kebutuhan untuk analisis khusus.
Sebagaiperbandingan kedetailan objek, berikut adalah keragaan tanaman sawit dari citra satelit resolusi 50 cm (kiri) dan foto udara 15 cm (kanan). Dengan kemampuan spasial seperti demikian, maka saat ini sangat memungkinkan untuk melakukan monitoring populasi kelapa sawit yang berumur kurang dari 3 tahun. Saatini citra satelit dengan resolusi spasial tertinggi yang dijual secara komersial yaitu Citra Satelit WorldView-3, WorldView-4, dan nantinya menyusul Citra Satelit Pleiades Neo serta Citra Satelit WorldView Legion, mempunyai resolusi spasial mencapai 30 cm dalam posisi nadir, sedangkan foto udara yang dipotret oleh drone mempunyai resolusi spasial lebih tinggi lagi yang bervariasi tergantung ketinggian terbang.
SMA Geografi. Citra foto udara dan beberapa citra satelit sumber SA. Syifa A. 14 Maret 2022 05:54. Citra foto udara dan beberapa citra satelit sumber daya alam dapat menghasilkan kenampakan tiga dimensional (3D) dari objek permukaan bumi. manfaat pengamatan tiga dimensional adalah a. memperbesar skala citra satelit b. menghasilkan objek
Citrasatelit memberikan informasi yang lebih rinci dibandingkan foto udara. Foto udara memberikan informasi yang lebih rinci dibandingkan citra satelit. Foto udara dan citra satelit sama-sama direkam pada lokasi yang sama. Citra satelit mengahasilkan warna citra yang lebih jelas. Foto udara skalanya lebih kecil dibandingkan citra satelit. EN
diperlukanmetode manipulasi data untuk memberikan solusi agar dengan biaya yang rendah dan efisien dapat diperoleh citra satelit dengan informasi spasial dan spektral yang optimum (Swasti, 2010). Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek yang tergambar dalam citra dan
Keuntungandari citra satelit, biaya secara umum jauh lebih murah dibandingkan dengan foto udara, tingkat akurasi geometrik lebih baik, meskipun tanpa menggunakan titik ikat dari lapangan (GCP). Untuk area yang luas, citra satelit tidak memerlukan scene yang banyak, karena ukuran scene pada citra satelit sangat luas, sehingga tidak perlu melakukan mosaicking yang ribet. Iniadalah sesi foto suatu daerah melalui penggunaan satelit di mana operasi yang dilakukan dari luar angkasa akan dilakukan. Jadi dari citra satelit itu sendiri memiliki tingkat resolusi yang tinggi dengan resolusi spasial 50 cm. Maka hasil foto satelit sendiri tidak akan sedetail mungkin dengan foto udara. Belajarlah lagi 1.
FotoUdara 1. Memanfaatkan foto udara atau citra satelit bagi kajian di bidangnya masing-masing antara lain: 1. Di bidang pertanian dan kehutanan, foto satelit Landsat dapat digunakan untuk identifikasi hutan raw, hutan laha rendah, hutan mangrove, inventarisasi alang-alang, daerah pertanian lahan kering, lahan berpindah, dsb. 2.
Citrafoto merupakan suatu gambar yang dicetak dari hasil pemotretan dengan memanfaatkan kamera. Nah, untuk bisa mengabadikan foto dari udara, fotografer bisa memanfaatkan berbagai wahana. Bisa menggunakan pesawat, kereta gantung (gantole), balon udara, helikopter, hingga pesawat tanpa awak alias drone. KataKunci Foto udara, citra satelit, interpretasi citra, dan stereoskop. D. Interpretasi Citra Penginderaan Jauh Menurut Este dan Simonett, interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Adapun unsur-unsur interpretasi pada citra bSKyhey.